Wanita pekerja, memang sangat rentan menghadapi stress yang berkepanjangan. Rasa bersalah dan stress biasa menghantui setiap wanita pekerja. Karena pekerjaan dan tugas sebagai seorang istri dan ibu menjadi momok yang kerap menimbulkan stres berkepanjangan.
Namun tanpa disadari, rasa bersalah karena tidak bisa selalu ada di sisi anak dan meninggalkan mereka dengan orang lain serta tuntutan pekerjaan membuat banyak wanita stres. Hal ini tidak perlu terjadi, jika mengetahui beberapa langkah jitu mengatasi stres pekerjaan dan rasa bersalah terhadap anak dan keluarga.
Menurut Sarah Wassner Flynn, pengasuh rubrik konsultasi di berbagai majalah di New York, dan juga penulis The Book of Happy Things, ada empat langkah yang bisa ditempuh untuk mengatasi stres pekerjaan dan rasa bersalah. Berikut paparannya seperti dikutip dari Connectique,
1. Biasakan berbagi dengan suami
Meski kedua orangtua bekerja, banyak dari kaum pria menganggap mengurus anak adalah tanggung jawab istri. Pandangan ini harus diubah. Karena Anda pun harus mulai mempercayai suami dalam mengurus anak. Mereka pun bisa diandalkan jika anak-anak sakit dan Anda tidak bisa meninggalkan urusan kantor. Intinya, mengurus anak adalah tanggung jawab berdua.
2. Buat jadwal kerja fleksibel
Jika merasa sangat stres dan benar-benar kerepotan untuk menjalani full time working mom, coba usulkan kepada atasan untuk mengatur jadwal kerja Anda, seperti: bekerja 4 hari dan 1 hari bekerja dari rumah.
Tentu saja hal ini mempengaruhi pendapatan Anda, tapi jika dapat memberikan keseimbangan antara karir dan anak-anak, mengapa tidak? Namun, jika perubahan jadwal tidak memungkinkan, Anda bisa mencoba memberikan satu hari khusus kepada anak-anak dengan cara mematikan laptop, atau ponsel.
3. Fokus terhadap tujuan anda
Ketika berada di kantor, Anda berharap tidak harus bekerja dan berada di rumah dengan anak-anak? Tentunya pernah. Tapi, coba tebak? Anda yang terbiasa bekerja di kantor tidak akan merasa lebih puas dengan berada di rumah sepanjang waktu.
Menurut Dr. Leon Hoffman, Direktur Pacella Parent Child Center, di Manhattan, New York, banyak ibu bekerja berharap mereka ada di rumah dengan anak-anak mereka, namun ketika di rumah, mereka berharap ada di kantor.
Intinya, menjadi ibu memang bukan pekerjaan mudah, dalam sisi manapun (baik ibu bekerja atau ibu rumah tangga). Namun jika memiliki perspektif dan yakin akan alasan mengapa melakukan ini semua, Anda dapat melewati setiap hari tanpa harus merasa bersalah.
4.Anak-anak adalah obat anti stres
Jika selama ini kuatir bahwa anak-anak akan tumbuh menjadi nakal karena kurang perhatian, maka Anda bisa bernafas lega. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak yang dititipkan ke penitipan anak berisiko kecil memiliki sikap merusak. Ini membuktikan keabsenan seorang ibu tidak memberikan pengaruh pada perilaku anak.
Bahkan menurut Ellen Galinsky, Direktur dari Institut Keluarga dan Karir di AS, lebih banyak anak yang menginginkan orangtua mereka memiliki kesibukan namun menyempatkan diri untuk mereka, dibanding harus bersama mereka selama 24 jam setiap hari.
Dalam tulisannya dalam The American Psychoanalyst, Ellen menjelaskan,”Bukan berarti anak-anak tidak peduli dengan waktu Anda. Tapi mereka ingin orangtua mereka tidak stres dan lebih mengutamakan kualitas saat Anda dan mereka bersama.”
Jadi, jangan terlalu mengkuatirkan berapa banyak waktu yang Anda habiskan bersama anak-anak, namun lebih fokuskan pada kualitas dari waktu yang ada ketika Anda bersama anak-anak.
Namun tanpa disadari, rasa bersalah karena tidak bisa selalu ada di sisi anak dan meninggalkan mereka dengan orang lain serta tuntutan pekerjaan membuat banyak wanita stres. Hal ini tidak perlu terjadi, jika mengetahui beberapa langkah jitu mengatasi stres pekerjaan dan rasa bersalah terhadap anak dan keluarga.
Menurut Sarah Wassner Flynn, pengasuh rubrik konsultasi di berbagai majalah di New York, dan juga penulis The Book of Happy Things, ada empat langkah yang bisa ditempuh untuk mengatasi stres pekerjaan dan rasa bersalah. Berikut paparannya seperti dikutip dari Connectique,
1. Biasakan berbagi dengan suami
Meski kedua orangtua bekerja, banyak dari kaum pria menganggap mengurus anak adalah tanggung jawab istri. Pandangan ini harus diubah. Karena Anda pun harus mulai mempercayai suami dalam mengurus anak. Mereka pun bisa diandalkan jika anak-anak sakit dan Anda tidak bisa meninggalkan urusan kantor. Intinya, mengurus anak adalah tanggung jawab berdua.
2. Buat jadwal kerja fleksibel
Jika merasa sangat stres dan benar-benar kerepotan untuk menjalani full time working mom, coba usulkan kepada atasan untuk mengatur jadwal kerja Anda, seperti: bekerja 4 hari dan 1 hari bekerja dari rumah.
Tentu saja hal ini mempengaruhi pendapatan Anda, tapi jika dapat memberikan keseimbangan antara karir dan anak-anak, mengapa tidak? Namun, jika perubahan jadwal tidak memungkinkan, Anda bisa mencoba memberikan satu hari khusus kepada anak-anak dengan cara mematikan laptop, atau ponsel.
3. Fokus terhadap tujuan anda
Ketika berada di kantor, Anda berharap tidak harus bekerja dan berada di rumah dengan anak-anak? Tentunya pernah. Tapi, coba tebak? Anda yang terbiasa bekerja di kantor tidak akan merasa lebih puas dengan berada di rumah sepanjang waktu.
Menurut Dr. Leon Hoffman, Direktur Pacella Parent Child Center, di Manhattan, New York, banyak ibu bekerja berharap mereka ada di rumah dengan anak-anak mereka, namun ketika di rumah, mereka berharap ada di kantor.
Intinya, menjadi ibu memang bukan pekerjaan mudah, dalam sisi manapun (baik ibu bekerja atau ibu rumah tangga). Namun jika memiliki perspektif dan yakin akan alasan mengapa melakukan ini semua, Anda dapat melewati setiap hari tanpa harus merasa bersalah.
4.Anak-anak adalah obat anti stres
Jika selama ini kuatir bahwa anak-anak akan tumbuh menjadi nakal karena kurang perhatian, maka Anda bisa bernafas lega. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa anak-anak yang dititipkan ke penitipan anak berisiko kecil memiliki sikap merusak. Ini membuktikan keabsenan seorang ibu tidak memberikan pengaruh pada perilaku anak.
Bahkan menurut Ellen Galinsky, Direktur dari Institut Keluarga dan Karir di AS, lebih banyak anak yang menginginkan orangtua mereka memiliki kesibukan namun menyempatkan diri untuk mereka, dibanding harus bersama mereka selama 24 jam setiap hari.
Dalam tulisannya dalam The American Psychoanalyst, Ellen menjelaskan,”Bukan berarti anak-anak tidak peduli dengan waktu Anda. Tapi mereka ingin orangtua mereka tidak stres dan lebih mengutamakan kualitas saat Anda dan mereka bersama.”
Jadi, jangan terlalu mengkuatirkan berapa banyak waktu yang Anda habiskan bersama anak-anak, namun lebih fokuskan pada kualitas dari waktu yang ada ketika Anda bersama anak-anak.
Selamat mencoba! ;-)
0 komentar:
Posting Komentar
Tolong berikan komentarnya, komentar anda sangat berarti bagi kami. Terimakasih telah mengunjungi blog MASQULIN.BLOGSPOT.COM.
Note:
Setelah memberi komentar, silahkan klik "Subscribe by email" (pada pojok kanan bawah komentar ini) untuk menerima jawaban komentar dari kami.