Ada yang belum pernah makan cumi-cumi? Mungkin sebagian dari kita ada yang belum pernah mengkonsumsi cumi-cumi. Namun ada pula yang sangat menyukai makanan yang satu ini.
Bagi anda para penikmat makanan laut, cumi-cumi bisa menjadi alternatif kuliner pilihan yang menyenangkan. Selain rasanya yang begitu menggoda, tintanya juga bisa membuat kita ketagihan.
Ada yang mengatakan bahwa tinta cumi-cumi dapat membuat kita pusing jika terlalu banyak mengkonsumsinya. Namun harus bagaimana lagi? Kita memang tidak dapat memungkirinya, bahwa tinta cumi-cumi memang begitu enak dan gurih rasanya. Apa lagi jika diracik dengan bumbu yang tepat yang dapat menambah cita rasa dari cumi-cumi tersebut.
Sedikit Informasi Tentang Cumi-Cumi
Cumi-cumi merupakan salah satu hewan laut dari keluarga Loliginidae, kelas Cephalopoda. Dalam bahasa latin, cumi-cumi dikenal dengan sebutan Loligo spp, sedangkan dalam bahasa Inggris squid. Di Indonesia, cumi-cumi dikenal dengan beberapa istilah, seperti enus, nus, sotong atau sontong bunga. Hewan laut ini umumnya ditangkap pada malam hari dengan menggunakan lampu petromaks sebagai alat penarik. Mereka umumnya menyukai cahaya di malam hari. Kerumunan cumi-cumi dapat ditangkap dengan menggunakan alat bubu, jaring angkat, jaring insang, pukat cincin, pukat udang, rawai tuna atau sero.
Tinta Hitam
Nah, bagaimana dengan tinta hitamnya? Bagi sebagian masyarakat, mengonsumsi tinta hitam cumi-cumi seringkali dianggap hal yang menjijikkan sebab memberi kesan kotor hingga merusak selera makan. Padahal, bagi sebagian yang lain, rasanya yang manis dan khas itu bisa membuat mereka “tergila-gila”.
Produk Makanan Tinta Hitam
Beragam produk olahan dengan campuran tinta hitam pun kemudian bermunculan. Di Jepang, bahan ini dipakai sebagai pengawet dan peningkat cita rasa pada cumi asin, atau bahkan mengolahnya menjadi es krim (ikaauri aisukurimu) yang banyak dijual di daerah sekitar pasar Tsukiji (pasar ikan besar di Tokyo). Di Kuba ada hidangan yang disebut arroz con calamares, yaitu nasi liwet yang ditanak dengan bumbu, ditambah cumi yang dipotong-potong, disertai tintanya. Di Italia, juga ada menu spaghetti al nero di sepia, yaitu spageti yang dimasak dengan cumi-cumi berikut tintanya, lalu dibumbui bawang putih, rajangan parsley, dan anggur putih. Sementara kuliner Spanyol banyak menggunakannya dalam nasi (arroz negro).
Gizi Yang Terkandung Dalam Cumi-Cumi
Buat penggemar sea food, cumi-cumi bisa menjadi alternatif pilihan kuliner anda karena makan cumi-cumi menurut hasil analisa Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) tahun 2005, menunjukkan, bahan ini ternyata juga memiliki beberapa unsur gizi yang bisa dijagokan, diantaranya proteinnya yang tinggi, 16,1 gr/100 gr bahan, dengan asam amino nonesensial dominannya, asam glutamat dan asam aspartat, yang berkontribusi besar terhadap timbulnya cita rasa gurih, hingga tak perlu menambahi penyedap, seperti MSG, saat mengolahnya.
Jika anda ingin mencoba makanan yang satu ini, cobalah berbagai resep yang Arief anjurkan. Seperti cumi goreng, kalio cumi, cumi tomat hijau, atau cumi bumbu bakar.
Selamat bertinta ria... :D
2 komentar:
gW bAru tW sOb kLo tiNta cUmi-CumI bisa bIkin keTgihan,,
wah, kalo saobat belum pernah nyoba, coba deh... ;-)
Posting Komentar
Tolong berikan komentarnya, komentar anda sangat berarti bagi kami. Terimakasih telah mengunjungi blog MASQULIN.BLOGSPOT.COM.
Note:
Setelah memberi komentar, silahkan klik "Subscribe by email" (pada pojok kanan bawah komentar ini) untuk menerima jawaban komentar dari kami.